Menerjang Badai di Hutan Kalipagu

Sabtu, November 25, 2017

 
             Terkadang untuk pergi menjelajah alam saya lebih suka melakukanya tanpa bersama rekan. why? karena saya merasa "............", terdapat rasa takut apa yang saya suka dan apa yang ingin saya abadikan berbeda dengan rekan saya, sehingga saya takut jika menyusahkan karena mengajak seseorang untuk menjelajah wilayah yang memang sulit. Tapi beda lagi ya, kalau memang rekan yang hendak ikut bersama saya itu memang menyukainya.

           Seperti dalam perjalanan yang saya tulis kali ini, Karena kebetulan sedang musim hujan dan karena merasa sedikit bosan dengan sunrise/sunset di suatu tempat yang itu itu saja. Saya bersma rekan saya @zseikimatsu saya sengaja pergi ke daerah Limpakuwus, Baturaden disaat hendak terunnya hujan. 

                Namanya juga cuaca, terkadang memang susah untuk di prediksi. Niat untuk memotret sebelum turunnya hujan. Eh, baru sampai dilokasi saja sudah dihampiri derasnya hujan. Akhirnya kami menuju tempat teduh yang berada dekat dengan hutan tersebut. kami perlu berlarian pada pd hamparan rumput yang sangat luas (tempat untuk penggembala membiarkan sapi memakan rerumputan) 




Suasana tempat dimana kami berteduh (tempat dimana para menggembala memberi air minum, ketika sapi berada dilapangan)


               Sudah cukup lama kami berteduh, Dengan mempertimbangkan bau tak sedap pada tempat tersebut sungguh membuat tak nyaman, hujan yang tak kunjung reda, serta keinginan memotret seakan melonjak lonjak. akhirnya kami memutuskan untuk tetap memotret, dengan berbekal mantel kami melindungi diri, kamera dan peralatan. Saya mengagumi semangat rekan saya (@zseikimatsu), walaupun dia sendiri memiliki passion di bidang street photography, dan bukan penggemar landscape. namun semangat nya untuk menjelajah hutan saya acungkan jempol (hanya untuk menikmati keindahan alam, dia rela berjalan dibawah derasnya hujan). Dengan mengenakan mantel kami berjalan mencari tempat yang bagus untuk  diabadikan. 


              Seperti pada foto diatas, saya mengenakan mantel, dan untuk melindungi kamera saya dari hujan. Kalian bisa memodifikasi Lens Bag dan melapisi plastik didalamnya untuk membungkus lensa agar tidak mudah basah, namun tidak dianjurkan kalau hujan deras ya hehe, pakailah disaat grimis. 

              Setelah berjalan cukup lama, hujanpun tak kunjung reda, semakin deras saja hujan saat itu dan saya pun berkemas untuk pulang karena tak bisa menutupi kamera dari hujan yang deras (daripada kamera saya rusak dong hehe) 


            Karena masih kurang puas menjelajah hutan tersebut, akhirnya besoknya saya menjelahahinya lagi di keesokan harinya. namun berbeda dengan hari sebelumnya. kali ini cuaca cukup cerah, saya pun mendapatkan beberapa foto. Sakah satunya seperti foto berikut.





              Menurut saya Untuk membuat foto mendung tetap sedap dipandang, anda perlu mencari awan yang gelap agar terlihat lebih dramatis, seperti foto diatas. Cukup beruntung saat itu, karena awan pada saat itu tidak flat, cukup gelap sehingga dapat menceritakan sesuatu kejadian alam didalam frame saya. Jika memang terasa kurang perlu dengan bantuan filter gnd juga yang dapat membantu membuat bagian awan lebih gelap.


              Yang sudah lama saya ketahui namun sulit untuk saya terapkan pada diri saya sendiri, bahwa bagaimana yang kamera kita melihat dan yang manusia lihat itu memang berbeda. karena itu, membuat saya kesusahan untuk menangkap momen dengan cepat. Atau mungkin kamu juga merasakanya ketika kamu sedang melihat pemandangan/momen bagus dan hendak mengabadikanya? namun ternyata ketika dilihat dengan ViewVinder saja sudah berbeda (terkadang merasa lebih bagus pada penglihatan mata dibanding pada kamera). 



              Pesan dari saya, jika memotret di alam, utamakan keselamatan. Jangan sampai, karena terlalu asyik memotret keselamatan di nomor dua kan. Selalu membawa mantel badan dan mantel tas ketika memotret pada kondisi mendung.




You Might Also Like

0 komentar